Sabtu, 15 Februari 2014

Mine Lyric - Petra Sihombing

"Mine"
(Petra Sihombing feat. Ben Sihombing)

 Girl your heart, girl your face is so different from them others
 I say, you're the only one that I'll adore
 Cos everytime you're by my side
 My blood rushes through my veins
 And my geeky face, blushed so silly yeah, oh yeah

 And I want to make you mine

 Baby I'll take you to the sky
 Forever you and I, you and I, you and I
 And we'll be together till we die
 Our love will last forever and forever you'll be mine, you'll be mine

 Girl your smile and your charm
 Lingers always on my mind I'll say
 you're the only one that I've waited for

 And I want you to be mine

 Baby I'll take you to the sky
 Forever you and I, you and I, you and I
 And we'll be together till we die
 Our love will last forever and forever you'll be mine, you'll be mine

 And I want you to be mine
 And I want you to be mine

 Oh baby I’ll take you to the sky
 Forever you and I, you and I, you and I
 And we’ll be together till we die
 Our love will last forever and forever you’ll be mine, you’ll be mine

 Oh baby I’ll take you to the sky
 Forever you and I, you and I, you and I
 And we’ll be together till we die
 Our love will last forever and forever you’ll be mine, you’ll be mine
Petra Sihombing
Terima Kasih Sudah berkunjung, 
Thanks for visiting ;)

Rabu, 05 Februari 2014

ULUMUL HADIST




MAKALAH  ULUMUL HADITS
PENGERTIAN, CABAN-CABANG , & SEJARAH PERKEMBANGANNYA



                                                                                                                                   

Disusun                                 :
Ø Desti Dwi Puteri
Ø Toyibin
Ø Moch. Syahwalan
Fakultas / Program studi   : FUAD/FPPI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

KATA  PENGANTAR


           Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Ulumul Hadis yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mau terlibat dan yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.





                                                                                    Bengkulu, 30 Maret 2013
                                                                                               

                                                                                         Penyusun                                                



   














BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah
            Sebelum orang mempelajari hadis terlebih dahulu mengerti istilah-istilah ulama yang dipakai ahli hadis, sehingga memudahkan dalam penelitian berikutnya. Tanpa memeahami hal-hal tersebut seseorang akan mendapatkan kesulitan dalam memepelajarinya. Isltilah itu merupakan simbol-simbol yang disepakati secara terminologi untuk mengidentifikasi dengan tujuan memudahkan pembahasan berikutnya untuk menunjuk sesuatu yang dimaksud  secara simple dan sederhana sehingga sampai pada tujuan yang dimaksud.
B. Rumusan masalah
Terkait dengan materi kami mengenai Ilmu Hadis, Cabang-Cabang dan sejarah perkembangannya,  maka kami sebagai insan yang serba kekurangan dalam memahami itu sendiri, maka dari itu kami penulis memberi batasan rumusan masalah sebagai berikut.
          Apa yang dimaksud dengan Ulumul Hadis ?
          Apa saja Cabang-Cabang Ulmul Hadis?
          Bagaimana sejarah perkembangannya?
C. Tujuan.
            Hal yang menjadi dasar dari pembuatan makalah ini adalah hanya ingin berbagi sedikit pengetahuan mengenai apa itu Ilmu Hadis, Cabang-Cabang dan sejarah perkembangannya  Harapan kami semoga dengan kita belajar mengenai hal ini  semoga bisa lebih mengetahui Ilmu Hadis, Cabang-Cabang dan sejarah perkembangannya.





BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Ilmu Hadis
Dari segi bahasa ilmu hadis terdiri dari dua kata yakni ilmu dan hadis, secar sederhana ilmu artinya pengetahuan knowledge, dan science, dan hadis artinya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik dari perkataan, perbuatan maupun persetujuan. Para ulama ahli hadis banyak yang memberikan definisi ilmu hadis, diantaranya Ibnu Hajar Al-Asqalani :
هُوَ مَعْرِفَةُ الْقَوَاعِدِ الّتِي يَتَوَ صّلُ بِهَا اِلَي مَعْرِفَةِ الرًاوِي والْمَرْوِي
Adalah mengetahuai kaedah-kaedah yang dijadikan sambungan untuk mengetahui (keadaan) perawi dan yang diriwayatkan
            Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa ilmu hadis adalah ilmu yang membicarakan tentang keadaan atau sifat para perawi dan yang diriwayatkan. Perawi adalah oran-orang yang membawa,menerima, dan menyampaikan berita dari nabi yaitu mereka yang ada dalam sanad suatu hadis,. Bagaimana sifat-sifat mereka apakah bertamu langsung dengan pembawa berita atau tidak, bagaimana sifat kejujuran dan keadilan mereka dan bagaimana daya ingat mereka apakah sangat kuat atau lemah. Sedangkan maksud yang diriwayatkan (marwi) terkadang guru-guru perrawi yang membawa berita dalam sanad suatu hadis atau isi berita (matan) yang diriwayatkan, apakah terjadi keganjilan jika dibandingkan dengan sanad atau mantan perawi yang lebih kredibel (tsiqah). Dengan mengetahui hal tersebut dapat diketahui mana hadis yang sahih dan yang tidak sahih. Ilmu yang berbicara tentang hal tersebut disebut ilmu hadis.
            Kemudian ilmu hadis ini terbagi menjadi dua macam, yakni ilmu hadis Riwayah dan Ilmu hadis Dariyah. Mari kita uraikan kedua perbedaan tersebut.
a.       Ilmu Hadis Riwayah
Menurut bahasa riwayah  dari akar kata rawa,yarwi,riwayatan, yang berarti an-naql = memindahkan atau penukilan, adz-zikr = penyebutan, dan al-fatl = pemintalan. Seolah-olah dapat dikatakan periwayatan adalah memindahkan berita atau menyebutkan berita dari orang tertentu kepada orang lain dengan dipertimbangkan/dipiintal kebenarannya. Dalam bahasa Indonesia sering disebut riwayat dalam arti memindahkan berita kepada orang lain. Atau memindahkan sunnah dan semanya dan menyandarkannya kepada orang yang membawa berita atau yang lainnya.
Objek pembahasan ilmu ini adalah diri Nabi baik dari segi perkataan , perbuatan maupun persetujuan beliau, dan bahkan sifat-sifatbeliau yang diriwayatkan secara teliti dan berhati-hati, tanpa membicarakan nilai shahih atau tidaknya. Periwayatan hadis dari nabi atau dapat dikatakan dari fokus pembicaraan hanya pada periwayatan yang menyangkut siapa yang menjadi perawi dari siapa ia meriwayatkan berita, dan apa isi berita yang diriwayatkan. Dengan demikian ilmu hadis riwayah mempelajari periwayatan yang mengakumulasi apa, siapa, dan dari siapa berita itu diriwayatkan tanpa mempersyaratkan shahih atau tidaknya suatu periwayatan.
      Fokus pembahasan ilmu hadis riwayah atau penekanan pembahasannya memang muatan yang diriwayatkan itu sendiri., karena memang perkataan dan perbuatan Rasul itu adanya pada matan. Namun matan ini tidak mungkin muncul sendirinya tanpa ada sanad nya. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa rukun hadis itu terdiri dari sanad dan matan. Jika ada redaksi matan saja tanpa ada sanad, bukan disebut hadis demikian sebaliknya. Kegunaan dan meanfaat mempelajari ilmu hadis riwayah ialah :
1.      Memelihara hadis secara berhati-hati
2.      Memelihara kemurnian syariah Islamiyah
3.      Menyebarluaskan sunnah
4.      Mngikuti dan meneladani akhlak Nabi SAW
5.      Melaksanakan hukum-hukum Islam
b.      Ilmu Hadis Dariyah
Ilmu Hadis Dariyah, dari segi bahasa Dariyah berasal dari kata dara,yardi,daryan, dariyatan, = Pengetahuan, jadi nanti yang dibahas dari segi pengetahuannya yakni pengetahuan tentang hadis atau pengantar ilmu hadis.  Secara istilah : ilmu yang mempelajari tentang hakikat periwayatan, syarat-syaratnya, macam-macamnya, dan hukum-hukumya, keadaaan para perawi, syarat-syarat mereka, macam-macam periwayatan, dan hal-hal yang berkaitan dengan nya.[1]

Ringkasan perbedaan antara
 ilmu hadis Riwayah dan ilmu hadis dariyah

Tinjauan
Ilmu Hadis Riwayah
Ilmu Hadis Dariyah
Objek pembahasan
Segala perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Saw
Hakikat, sifat-sifat, dan kaidah-kaidah dala periwayatan.
Pendiri
Muhammad Bin Shihab Az-Zuhri (w.124 H)
Abu Muhammad Al-Hasan Bin Abdurrahman Bin Khalad Ar-Ramahurmuzi (w. 360 H)
Tujuan
Memelihara orientasi Syari’ah Islam, dan otentisitas sunnah
Meneliti hadis berdasarkan kaidah-kaidah atau persyaratan dalam periwayatan
Faedah
Menjauhi kesalahan dalam periwayatan
Mengetahui Periwayatan yang diterima dan yang tertolak

Sekalipun berbeda anatara kedua ilmu itu , namun keduanya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Hubungan Mereka ini merupakan satu sitem yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Seperti halnya hubungan antara Ilmu Tafsir dengan tafsir, ushul fikih dengan fikih, dsb. Lahirnya ilmu hadis riwayah tidak terlepasa dari peran ilmu hadis dariyah baik secara implisit maupun eksplisit. Diantara perannya adalah meriwayatakan, menghimpun, menelusuri, menfilter, dan mengklasifikasikan kepada berbagai tingkatan dan aneka macam, mana hadis mana yang bukan hadis, mana sabda Nabi SAW dan mana Perkataan atau fatwa para sahabat, mana hadis yang diterima dan mana yang ditolak. Sedangkan ilmu hadis riwayah sebagai produknya yang telah matang dari proses penelusuran tersebut, atau dalam kalimat lain ilmu hadis dirayah sebaga input, sedagkan ilmu hadis riwayah bagaikan outputnya. Oleh karena itu, tidak ada faedahnya ilmu hadis riwayah saja tanpa disertai ilmu hadis dirayah.

2.      Cabang-Cabang Ilmu Hadis
Cabang-cabang lmu hadis uang terpenting baik dilihat dari segi sanad atau matan dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a.       Ilmu Tawarikh Ar-Ruwah
Adalah ilmu memepelajari waktu yang membatasi  keadaan kelahiran, wafat, peristiwa/kejadian dan lain-lain.
Jadi ilmu hadis ini adalah ilmu yang membahas tentang hal keadaan para perawi hadis dan biografinya dari segi kelahiran dan kewafatan mereka, siapa guru-gurunya atau dari siapa mereka menerima sunnah dan siapa murid-muridnya atau kepada siapa mereka menyampaikan periwayan hadis, baik dari kalangan shabat, tabiin dan tabi tabiin.
Tujuan ilmu ini adalah untuk mengetahui bersambung atau tidaknya sanad suatu hadis. Maksud persambungan sanad adalah pertemuan langsung apakah perawi berita itu bertemu langsung dengan gurunya atau kah tidak atau hanya pengakuan saja.
b.      Ilmu Al-Jarh Wa At-Ta’dil
Adalah ilmu yang membahas tentang para perwai dari segi apa yang datang dari keadaan mereka, dari apa yang mencela mereka atau yang memuji mereka dengan menggunakakn kata-kata khusus. Tujuan ilmu ini adalah untuk mengetahui sifat atau nilai keadilan, kecacatan dan atau kekeuatan daya ingat seorang perawi hadis.
c.       Ilmu ‘Ilal Al-Hadits
Adalah suatu sebab tersembunyi yang menyebabkan cacat pada hadis sementara lahirnya tidak nampak adanya cacat tersebut. Atau ilmu yang membahas tentang sebab-sebab yang samar yang membuat kecacatan keshahihan hadis.
d.      Ilmu Gharib Al-Hadits
Adalah ilmu yang mempelajari makna matan hadis dari lafal yang suli dan asing bagi kebanyakan manusia karena tidak umum dipakai orang arab.[2]
Misalnya hadis tentang shalat : shalatlah berdiri dan barang siapa yang tidak mampu berdiri hendaklah duduk dan jika tidak mampu duduk, hendaklah tiduran diatas lambung. Tidur diatas lambung termasuk gharib karena masih sulit attau kurang jelas dipahami. Maksud hadis shalat diatas lambung apakah lambung sebelah kiri ataukah lambung sebelah kanan.
e.       Ilm Mukhtalif al-Hadits
Ilmu yang membahasa tentang hadis-hadis yang lahirnya terjadi kontradiksi akan tetapi dapt dikompromikan, baik dengan carav pembatasan yang mutlak, pengkhususan yang umum, atau dengan yang lain.[3]
f.       Ilmu Nasikh wa Mansukh
Membahas hadis-hadis yang tidak dapt dikompromikan, maka salah satunya yang datangnya belakangan sebagai nasikh dan yang datng nya duluan sebagai Mansukh.[4]
g.       Ilmu Fann Al-Mubhamat
ilmu yang membicarakan tentang seorang yang samar namanya dala matan atau sanad.
Misalnya dalam hadis banyak didapatkan hanya disebutkan seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, demikian juga dalam sanad disebutkan dari seorang laki-laki meriwayatkan dst.  Tujuan mempelajari ilmu ini addalh untuk mengetahui siapakah sebenarnyan nam-nama atau identitas orang-orang yang disebutkan dalam matan atau sanad hadis yang masih samr-samar atau tersembunyi.
h.      Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits
Ilmu yang menjelaskan tentang sebab-sebab datangnya hadis, latar belakang dan waktu erjadinya.
i.        Ilmu Tashhif Wa Tahrif
Ilmu yang memebahasa tentang hadis-hadis yang dirubah titiknya atau dirubah bentuknya.
j.        Ilmu Mushthalah Al-hadits
Ilmu yang membahas tentang pengertian istilah-istilah ahli hadis dan yang dikenal antara mereka.
Maksudnya ilmu ini membicarakan pengertian istilah-istilah yang dipergunakan ahli hadis dalm penelitian hadis dan disepakati mereka, sehingga menjadi popular di tengah-tengah mereka.  Tujuannnya memudahkan para pengkaji dan peneiti  hadis dalam mempelajari dan riset, hadis, karena para pengkaji dan peneliti tidak akan dapat melakukan kegiatannya dengan mudah tanpa mengetahui istila-istilah yan telah ada.
3.      Sejarah Perkembangan Ilmu Hadis
Sesuai dengan perkembangan hadis, ilmu hadis  selalu mengiringi nya sejka masa Rasulullah SAW sekalipun belum dinyatakan sebagai ilmun secara eksplisit.  Pada masa Nabi masih hidup ditengah-tengah sahabat, hadis tidak ada persoalan karena jika menghadapi suatu masalah atau skeptis dalam suatu massalah mereka langsung bertemu dengan beliau untuk mengecheck kebenarannya. Pemalsuan hadis pun tidak pernah terjadi menurut pendapat ulam ahli hadis. Sekalipun dalm masa nabi tidak dinyatakan adanya ilmu hadis , tetapi para ahli peneliti hadis memperhatikan adanya dasar-dasr dalam Al-quran dan Hads Rasulullah SAW. Misalnya anjuran pemeriksaan berita yang datang dan perlunya persaksian yang adil. Firman Allah SWT dalm Alquran Surah Al- Hujarat (49) :6 :

“Hai orang orang yang beriman , jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu  kaum tanpa mengetahui keadaannya yang meneyebabkan kamu menyesal atasa perbuatan itu.”
Ayat diatas menunjukan pemberitaan dan persaksian orang fasik tidak diterima.  Ayat-ayat diatas berarti perintah memeriksa, meneliti, dan mengkaji berita datang  dibawa seorang yang fasik.  Setelah Rasulullah wafat , kondisi sahabat sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadis karena konsentrasi mereka kepada Al quran yang baru dikondifikasikan pada masa Abu Bakar tahap awal dan masa Utsman tahap kedua.
Pada masa awal Islam belum diperlukan sanad dalam periwayatan hadis kaerena orang nya masih jujur, saling percaya, satu sama lain. Tapi setelah terjadinya konflik fisik antar elit politik yakni antara pendukung  Ali dan Muawiyah dan umat berpacah menjadi beberapa sekte. Setelah itu mulai terjadi pemalsuan hadis dari masing-masin sekte dalam rangka mencari dukungan potik dari masa yanng lebih luas.
Melihat kondisi yang seperti ini para ulama bangkit membendung hadis dari pemalsuan dengan berbagai cara diantaranya dengan memeriksa kebenaran hadis dan mempersyaratkan kepada saja yng mendapat hadis harus disertai dengan sanad.
Perkambangan ilmu hadis semakin cepat ketika ahli hadis membicarakan tentang daya ingat para pembawa dan perawi kuat apa tidak, bagaimana metode penerimaan dan penyampaiannya, hadis kontra berisfat menghapus atau kompromi, kalimat hadis yang sulut dipahami dll. Tetapi aktivitas seperti itu dalam perkembangannya hanya terjadi secara lisan dari mulut kemulut dan tidak tertulis. Ketika pertengahan abad kedua hijriyah sampai abad ketiga hijryah ilmu hadis mulai ditulis dan dikondisikan dalam bentuk yang sederhana, belum terpisah dari ilmu-ilmu lain, belum berdiri sendiri, masih campur dengan ilmu-ilmu lain, atau berbagai buku.
Sesuai degan pesatnya perkembangan kondisifikasi hadis yang disebut pada masa kejayaan yaitu pada abad ketiga hijriyah perkembangan penulisan ilmu hadis juga pesat keran perkembanagan keduanya secara beriringan. Namun penulisan ilmu hadis masih terpisah-pisah  belum menyatu danmenjadi ilmu yang beridiri sendiri ia masih dalam bentuk bab-bab saja.
Perkembangan ilmu hadis mencapai puncak kematangan  dan berdiri sendiri pada abad ke-4 H yang merupakan penggabungan dan penyempurnaan berbagai ilmu yang berkembang pada abad-abad sebelumnya yang berserakan dan terpisah.
Berikut dipaparkan daftar perkembangan pembukuan ilmu hadis secara singkat :




RINGKASAN PERKEMBANGAN
PEMBUKUAN ILMU HADIS

NO
MASA
KARAKTER
INDIKATOR
1
Masa Nabi
Telah ada dasar-dasar hadis
QS Al Hujarat : 6 dan Al- Baqarah : 282
2
Masa Sahabat
Timbul secara lisan secara eksplisit
Periwayatan harus disertai saksi, bersumpah dan sanad. 
3
Masa Tabiin
Telah timbul secara tertulis tetapi belum terpisah dengan  ilmu lain
Ilmu hadis bergabung dengan fikih dan ushul fikih seperti al-umm dan  Ar Risalah
4
Masa Tabi Tabiin
Ilmu hadis telah timbul secara terpisah dari ilmu-ilmu lain tetapi belum menyatu.
Telah muncul kitab-kitab ilmu hadis seperti At-Tarikh, Al-Kabir Li Al Bukhari. Tha-baqat At-Tabiin dan Al- ilal karya muslim, kitab Al Asma Wa Al-Kuna dan Kitab At-Tawarikh karya At-tirmizi
5
Masa setelah Tabi Tabiin (abad 4 H)
Berdiri sendiri sebagai ilmu hadis.
Ilmu hadis pertama Al-Muhaddist Al-Fashil Bayn Ar-Rawi wa wa Al-Wai kaya Ar-Ramahurmuzi.




P E N U T U P
`           Demikianlah makalah ini kami sampaikan sebagai pengantar awal bagi kita untuk berdiskusi lebih lanjut, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam rangka mengantarkan kita untuk mengetahui lebih jauh dan secara mendalam tentang Perang Salib yang terkenal itu
KESIMPULAN
Cabang-cabang Hadis : Ilmu Tawarikh Ar-Ruwah , Ilmu Al-Jarh Wa At-Ta’dil, Ilmu ‘Ilal Al-Hadits , Ilmu Gharib Al-Hadits , Ilm Mukhtalif al-Hadits, Ilmu Nasikh wa Mansukh, Ilmu Fann Al-Mubhamat, Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits, Ilmu Tashhif Wa Tahrif, Ilmu Mushthalah Al-hadits
Perkambangan ilmu hadis semakin cepat ketika ahli hadis membicarakan tentang daya ingat para pembawa dan perawi kuat apa tidak, bagaimana metode penerimaan dan penyampaiannya, hadis kontra berisfat menghapus atau kompromi, kalimat hadis yang sulut dipahami dll. Tetapi aktivitas seperti itu dalam perkembangannya hanya terjadi secara lisan dari mulut kemulut dan tidak tertulis. Ketika pertengahan abad kedua hijriyah sampai abad ketiga hijryah ilmu hadis mulai ditulis dan dikondisikan dalam bentuk yang sederhana, belum terpisah dari ilmu-ilmu lain, belum berdiri sendiri, masih campur dengan ilmu-ilmu lain, atau berbagai buku.

Saran
Semoga dari karangan kami yang sederhana ini bisa menambah sedikit pengetahuan bagi pembacanya. Kami tunggu kritik dan saran on Msyahwalan@gmail.com atau www.facebook.com/Allan.feehily.
Datar Pustaka
Mudasir.2005. ilmu hadis. Bandung :Pustaka Setia
Khon, Abdul Majid.2009.ulumul hadis. Jakarta : Amzah


[1] As-Suyuthi, Tadrib Ar-rawi...juz 1, hal 40
[2] Adil, Nadzarat..., hlm. 242.
[3] Shubhi Ash-Shalih,  ‘Ulum Al-Hadits.., hlm 111.
[4] Ibid , hlm 113.