Senin, 03 Desember 2012

Psikologi Umum tentang Bayangan dan Fantasi


MAKALAH PSIKOLOGI UMUM
Bayangan & fantasi










Disusun                                   :
Ø Laila Fitria
Ø Fitri Gusti Herlina
Ø Deny Sartoyo
Ø Muhammad Syahwalan
Fakultas / Program studi/smt : Ushuluddin/FPPI/1
 Dosen Pembimbing               : Ibu Nelly Marhayati, M.Si
NIP                                          : 19780308 200312 2 003
Pangkat / Golongan               : Lektor/IIIc
Bayangan dan Fantasi
Ø Bayangan
Istilah bayangan sering disebut pula dengan istilah tanggapan. Dalam persepsi telah dikemukakan bahwa dengan perantara alat indera orang dapat menyadari tentang hal hal atau keadaan yang ada di sekitarnya. Dalam proses persepsi tidak langsung hilang setelah pengamatan selesai. Manusia mempnuyai kemampuan kemampuan lain di samping kemampuan untuk mengadakan persepsi, yaitu kemampuan membayangkan atau menanggap kembali hal hal yang telah diamatinya itu.
Dengan adanya kemampuan ini sekaligus menunjukan bahwa gambaran yang terjadi pada waktu persepsi tidak hilang begitu saja, tetapi dapa diisimpan dalam jiwa individu itu. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam proses menanggap atau membayangkan kembali merupakan representasii, yaitu membayangkkan kembali atau menimbulkan kembali gambaran gambaran yang terjadi waktu persepsi. Baik dalam persepsi maupun dakam tanggapan kedua-duanya dapat membentuk gambaran tetapi pada umumnya gambaran yang terjadi pada persepsi lebih jelas dan lebih lengkap apabila dibandingkan dengan gambaran pada tanggapan.
Antara persepsi dan tanggapan terdapat perbedaan satu dengan yang lain, yaitu :
1.      Pada persepsi dibutuhkan adanya objek yang dipersepsi dan ini menimbulkan gambaran persepsi. Gambaran yang terjadi pada persepsi akan lebih jelas, lebih terang daripada gambaran tanggapan. Ini disebabkan karena dalam tanggapan tidak dibutuhkan adanya objek lagi sehingga pada umumnya gambrannya kurang jelas.   
2.      Oleh karena persepsi terikat akan adanya objek, maka pada persepsi akan terikat pada waktu dan tempat. Sebab waktu dan tempat mengikat objek yang dipersepsi. Lain halnya dengan tanggapan , pada tanggapan orang dapat terlepas dari soal waktu dn tempat, ini berarti bahwa manusia dapat menanggap atau membayangkan setiap waktu dan setiap tempat. Tanpa adanya objek orang dapat menganggap atau membayangkan apa yang ingin dibayangkan.
3.      Persepsi itu berlangsung selama stimulus bekerja dan selama perhatian tertuju padanya, sedangkan tanggapan berlangsung selama peratian tertuju kepada membayangkan itu.
A.     Bayangan Eidetik
Seperti telah dikemukakan di atas, pada tanggapan bayang yang terjadi pada umumnya tidak seterang atau sejelas pada persepsi.tetapi ini tidak berarti bahwa tidak adanya kemungkinan bahwa bayangan dapa sejelas seperti pada persepsi. Ada sementara orang yang mempunyai bayangan yang begitu jelas atau begitu terang seperti gambaran yang terjadi pada waktu persepsi. Bayangan yang jelas atau terang seperti pada persepsi disebut bayangan Eidetik. Bayanga Eidetik merupakan bayangan yang sangat terang, sangat jelas seperti menghadapi objeknya sendiri. Tetapi apabila orang tidak dapat membedakan persepsi dengan bayangan, maka orang akan mengalami halusinasi. Bayangan Eidetik ini banyak terdapat pada kalangan anak-anak, tetapi ini pun tidak berarti bahwa pada orang dewasa tidak ada yang mempunyai bayangan semacam ini. Pada orang dewasa terkadang juga dijumpai bayangan Eidetik ini. Sehubungan dengan bayang eidetik ini dibedakan antara bayangan Eidetik dengan bayangan Pengiring(afterimage). Berdasarkan atas penelitian-penelitian menunjukan bahwa kedua bayangan itu memang berbeda, sekalipun kedua bayangan itu merupakn bayangan yang sama-sama jelas. Bayangan pengiring pada umumnya hanya berjalan sebentar saja, yaitu bayangan yang segera timbul mengiringik proses persepsi setelah persepsi itu berakhir. Hal ini dapa digambarkan misalnya kalau orang mematikan kipas angin, ternyata begitu dipuutar kiaps angin tidak begitu langsung berhenti, tetapi masih ada gerak yang mengiringi nya sebelum berhenti sama sekali, demikian pula pada persepsi.
Menurut Erich dan Walter Jaennsch bayangan Eidetik ini dapat dibagi menjadi dua macam bagian, yakni :
1.      Tipe T (tetanoide). Pada tipe ini bayangan lebih menyerupai bayangan pengiring. Sesudah melihat sesuatu benda seakan-akana benda itu masih terlihat di hadapannya. Biasanya gambar ini menampak dengan warna yang komplementer.
2.      Tipe B(basedoide). Bayangan pada tipe ini dapat timbul dengan sendirinya, dan dapat pula timbul dengan sengaja. Pada umumnya sifatnya hidup. Bergerak, dan dengan warna yang asli.   
B.     Halusinasi Dan Bayangan Eidetik
Pada halusinasi orang merasa bahwa ia seakan-akan menerima sesuatu stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut tidak ada. Pada halusinasi terjadi bayangan yang jelas seperti pada persepsi.
Tetapi pada bayangan eidetik tidak demikian halnya. Pada bayangan eidetik bayangan ini terjadi sebagai hasil dari persepsi. Jadi disini adanya stimulus. Pada bayangan eidetik sekalipun bayangan ini jelas seperti pada persepsi, namun idividu tahu dan insaf bahwa itu hanyalah merupakan bayangan saja, objeknya sendiri pada waktu itu tidak ada. Jadi individu pada waktu itu tahu dan sadar bahwa stimulus ada waktu itu tidak ada, sekalipun bayangan sangat jelas. Hal yang demikian tidak didapati pada orang yang menderita halusinasi, pada halusinasi orang tidak menyadari bahwa itu hanya bayangan saja.
C.     Asosiasi Dan Reproduksi
Setelah dikemukakan di muka individu dapat mempersepsi sesuatu yang ada disekitarnya, dan hasil dari persepsi tersimpan dalam jiwanya, bilamana diperlukan dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Bagaimana caranya menimbulkan kembali dapat terjadi :
1.      Menurut kemauan individu, yaitu jika tanggapan atau bayangan-bayangan itu dengan sengaja ditimbulkan.
2.      Tidak menurut kemauan individu, yaiitu apabila bayangan itu dengan sendirinya mendesak dan muncul dalam alam kesadaran
Pada umumnya bayangan satu berhubungan atau bertautan dengan bayangan yang lain. Apabila ini terjadi maka terjadinya asosiasi antara bayangan satu dengan bayangan yang lain. Kalau orang ingat akan sesuatu benda, maka akan teringatlah kepada benda yang lain yang ada hubunganya dengan benda tersebut. Kekuatan untuk menghubungkan disebut kekuatan untuk mengadakan asosiasi. Pada umumnya bayangan yang saling berhubungan satu dengan yang lain, saling menimbulkan kembali dan sling memproduksi. Dalam hal asosiasi adanya beberapa hukum yang berlaku bagi reproduksi, sehingga hukum-hukum itu sering dikenal sebagai hukum asosiasi-reproduksi. Ada 4 hukum asosiasi – reproduksi, yaitu :
1.      Hukum sama waktu. Menurut hukum ini persepsi yang sama waktu atau serempak, menimbulkan bayangan yang sama waktu pula.. sehingga apabila salah satu bayangan timbul, maka yang lainnya akan timbul  dalam alam kesadaran. Misalnya benda dengan namanya, benda dengan bahanya, huruf deng bunyinya.
2.      Hukum berturut-turut. Jika dua bayangan atau lebih berturut-turut masuk dalam alam sadar, maka terjadilah asosiasi, hingga apabila salah satu timbul dalam kesadaran, maka yang lainnya pun akan ikut timbul pula. Misalnya deretan abjad, angka, sajak.
3.      Hukum persamaan. Bayangan yang mempunyai persamaan tertentu, akan berasosiasi dan saling mereproduksi. Melihat harimau akan berasosiasi dengan kucing, melihat srigala akan berasosiasi dengan anjing.
4.      Hukum berlawanan. Bayangan yang berlawanan akan berasosiasi dan saling memproduksi satu sama lain. Misalnya kaya akn berasosiasi dengan miskin, besar akan berasosiasi dengan yang keci, gelap akan berasosiasi dengan yang terang.
Aliran psikologi modern mengemukakan satu hukum yaitu  hukum Kontinguitas. Ini berarti bahwa apabila bayangan-bayangan itu telah berhubungan atau bersenthan maka terjadilah asosiasi diantara bayangan-bayangan itu. Persamaan hanya dapat diketahui kalau benda-benda itu dilihat pada waktu yang bersamaan; persamaan dan berlawanan hanya dapat diketahui kalau benda-benda itu sam-sama dilihatnya. Karena itu psikologi modern hanya mengenal satu hukum saja yaitu hukum Kontinguitas.

Ø Fantasi (khayalan)
Yang dimaksud dengan fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapa-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau kedepan, ke keadaan-keadaan yang akan mendatanga. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi :
1.      Secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya. Misalnya seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya, seorang pemahat yang sedang memahat arca atas dasar daya fantasinya.
2.      Secara tidak disadari, yaitu bila individu tidak secara sadar telah dituntut oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banayak dijumpai pada anak-anak. Anak sering mengemukakan hal-hala yang bersifat fantasi, sekalipun tidak ada niat atau maksud dari anak untuk berdusta. Misalnya seorang anak memberikan berita yang tidak sesuai dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud untuk berbohong. Dalam hal semacam ini  anak dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya.
bedanya fantasi dengan berfikir ialah :
a.       Dengan berfikir kita berusaha untuk menemukan sesuatau yang sudah ada tetapi belum diketahui, dengan berfantasi kita menciptakan sesuatu yang belum ada atau sesuatu yang baru (inovasi)
b.      Berfikir terikat apada realitas , namun berfantasi melepaskan kita dari realitas.
Fantasi memungkinkan kita mengikuti pengarang atau penceritera dalam ceritanya, mersakan apa yang dirasakan oleh penggubah lagu, dan mengikuti apa yang diciptakan, baik oleh seorang seniman maupun oleh seorang cerdik pandai. Dengan demikian fantasi dapat dibedakan menjadi Fantasi yang menciptakan, dan fantasi yang dipimpin.
            @. Fantasi yang menciptakan
                        Yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu. Misal seorang ahli mode pakaian menciptakan model pakaian atas dasar daya fantasinya;seorang pelukis menciptakan sesuatu lukisan atas daya fantasinya.
            @ fantasi yang dipimpin(diciptakan)
                        Yaitu merupakan bentuk atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak lain.  Misal seseorang yang melihat film , orang ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya, dan dapat berfantasi tentang keadaan atau tempat-tempat lain dengan perantara film itu, sehingga dengan demikian fantasinya dituntun oleh film tersebut. Demikian pula kalau orang berfantaasi karena mendengarkan sesuatu berita , dll.
Dilihat dari caranya orang berfantasi, fanatasi dapat dibedakan atas fantasi yang mengabstrasikan, mendeterminasi dan yang mengkombinasi.
a.       Fantasi yang mengabstraksi , yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstraksi-kan beberapa bagian, sehngga ada bagian bagian yang dihilangkan. Misal anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan dipakailah bayangan hasil persepsi yaitu lapangan. Bayangan lapangan ini dipakai untuk menjelaskan gurun pasir tersebut. Dalam anak berfantasi gurun pasir itu, banyak bagian bagian lapangan yang diabstraksikan. Dalam berfantasi gurun pasir dibayangkan seperti lapangan tetapi tanpa pohon-pohon disekitarnya, dan tanahnya itu pasir semua bukan rumput.
b.      Fantasi yang mendeterminasi, yatu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misal anak belum pernah melihat harimau. Yang telah mereka lihat kucing. Maka kucing digunakan sebagai bahan untuk memberikan pengertian tentang harimau. Dalam berfantasi harimau, dalam bayangannya seperti kucing, tetapi bentuknya besar.
c.       Fantasi yang mengombinasi, yaitu orang yang berfantasi dengan cara mengkombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan yand ada pada individu yang bersangkutan. Misal berfantasi dengan ikan duyung, yaitu kepala nya kepala manusia tapi badan nya badan ikan. Fantasi yang mengkombinasi inilah yang banyak digunakan orang. Misal ingin membuat rumah dengan mengkombinasikan arsitektur ala eropa dengan menggunakan atap yang bercorak minangkabau.
Fantasi bila dibandingkan dengan kemampuan jiwa yang lain, fantasi lebih bersifat subjektif. Dalam orang berfantasi bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan yang telah ada dalam diri orang memegang peranan yang sangat penting. Bayangan ang ditimbulkan karena fantasi disebut bayangan fantasi.
Oleh karena dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi pula orang dapat menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan sehingga dengan demikian akan menambah bahan apersepsi yang ada pada individu. Namun demikian, ini tidak berarti fantasi itu tidak mempunya keburukan. Keburukannya adalah, dengan berfantasi orang dapt meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam alam fantasi. Hal ini merupakan suatu bahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata. Fantasi juga dapat menimbulkan kedustaan , takhayul, dsb.

Daftar Pustaka

Sarwono, Sarlito W.2009.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta:Pt RajaGrafindo Persada.
Irwanto Drs.2002.Psikologi Umum : buku panduan mahasiswa.Jakarta:Pt Prenhallindo
Ahmadi Drs. H. Abu.2009.Psikologi Umum.Jakarta:Rineka Cipta
Walgito, Prof Dr Bimo.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta:Penerbit Andi
Marhayati, Nelly . Msi.2010. Diktat Psikologi Umum.Bengkulu:Upma Stain Bengkulu