MAKALAH PSIKOLOGI UMUM
Bayangan & fantasi
Disusun :
Ø Laila Fitria
Ø Fitri Gusti Herlina
Ø Deny Sartoyo
Ø Muhammad Syahwalan
Fakultas
/ Program studi/smt : Ushuluddin/FPPI/1
Dosen Pembimbing : Ibu Nelly Marhayati, M.Si
NIP :
19780308 200312 2 003
Pangkat /
Golongan : Lektor/IIIc
Bayangan dan Fantasi
Ø Bayangan
Istilah bayangan sering disebut pula dengan istilah tanggapan.
Dalam persepsi telah dikemukakan bahwa dengan perantara alat indera orang dapat
menyadari tentang hal hal atau keadaan yang ada di sekitarnya. Dalam proses
persepsi tidak langsung hilang setelah pengamatan selesai. Manusia mempnuyai
kemampuan kemampuan lain di samping kemampuan untuk mengadakan persepsi, yaitu
kemampuan membayangkan atau menanggap kembali hal hal yang telah diamatinya
itu.
Dengan adanya kemampuan ini sekaligus menunjukan bahwa gambaran
yang terjadi pada waktu persepsi tidak hilang begitu saja, tetapi dapa
diisimpan dalam jiwa individu itu. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
dalam proses menanggap atau membayangkan kembali merupakan representasii, yaitu
membayangkkan kembali atau menimbulkan kembali gambaran gambaran yang terjadi
waktu persepsi. Baik dalam persepsi maupun dakam tanggapan kedua-duanya dapat
membentuk gambaran tetapi pada umumnya gambaran yang terjadi pada persepsi
lebih jelas dan lebih lengkap apabila dibandingkan dengan gambaran pada
tanggapan.
Antara persepsi
dan tanggapan terdapat perbedaan satu dengan yang lain, yaitu :
1.
Pada persepsi dibutuhkan adanya
objek yang dipersepsi dan ini menimbulkan gambaran persepsi. Gambaran yang
terjadi pada persepsi akan lebih jelas, lebih terang daripada gambaran
tanggapan. Ini disebabkan karena dalam tanggapan tidak dibutuhkan adanya objek
lagi sehingga pada umumnya gambrannya kurang jelas.
2.
Oleh karena persepsi terikat akan
adanya objek, maka pada persepsi akan terikat pada waktu dan tempat. Sebab
waktu dan tempat mengikat objek yang dipersepsi. Lain halnya dengan tanggapan ,
pada tanggapan orang dapat terlepas dari soal waktu dn tempat, ini berarti
bahwa manusia dapat menanggap atau membayangkan setiap waktu dan setiap tempat.
Tanpa adanya objek orang dapat menganggap atau membayangkan apa yang ingin
dibayangkan.
3.
Persepsi itu berlangsung selama
stimulus bekerja dan selama perhatian tertuju padanya, sedangkan tanggapan
berlangsung selama peratian tertuju kepada membayangkan itu.
A.
Bayangan Eidetik
Seperti telah dikemukakan di atas, pada tanggapan bayang yang
terjadi pada umumnya tidak seterang atau sejelas pada persepsi.tetapi ini tidak
berarti bahwa tidak adanya kemungkinan bahwa bayangan dapa sejelas seperti pada
persepsi. Ada sementara orang yang mempunyai bayangan yang begitu jelas atau
begitu terang seperti gambaran yang terjadi pada waktu persepsi. Bayangan yang
jelas atau terang seperti pada persepsi disebut bayangan Eidetik. Bayanga
Eidetik merupakan bayangan yang sangat terang, sangat jelas seperti menghadapi
objeknya sendiri. Tetapi apabila orang tidak dapat membedakan persepsi dengan
bayangan, maka orang akan mengalami halusinasi. Bayangan Eidetik ini banyak
terdapat pada kalangan anak-anak, tetapi ini pun tidak berarti bahwa pada orang
dewasa tidak ada yang mempunyai bayangan semacam ini. Pada orang dewasa
terkadang juga dijumpai bayangan Eidetik ini. Sehubungan dengan bayang eidetik
ini dibedakan antara bayangan Eidetik dengan bayangan Pengiring(afterimage).
Berdasarkan atas penelitian-penelitian menunjukan bahwa kedua bayangan itu
memang berbeda, sekalipun kedua bayangan itu merupakn bayangan yang sama-sama
jelas. Bayangan pengiring pada umumnya hanya berjalan sebentar saja, yaitu
bayangan yang segera timbul mengiringik proses persepsi setelah persepsi itu
berakhir. Hal ini dapa digambarkan misalnya kalau orang mematikan kipas angin,
ternyata begitu dipuutar kiaps angin tidak begitu langsung berhenti, tetapi
masih ada gerak yang mengiringi nya sebelum berhenti sama sekali, demikian pula
pada persepsi.
Menurut Erich
dan Walter Jaennsch bayangan Eidetik ini dapat dibagi menjadi dua macam bagian,
yakni :
1.
Tipe T (tetanoide). Pada tipe ini
bayangan lebih menyerupai bayangan pengiring. Sesudah melihat sesuatu benda
seakan-akana benda itu masih terlihat di hadapannya. Biasanya gambar ini
menampak dengan warna yang komplementer.
2.
Tipe B(basedoide). Bayangan pada
tipe ini dapat timbul dengan sendirinya, dan dapat pula timbul dengan sengaja.
Pada umumnya sifatnya hidup. Bergerak, dan dengan warna yang asli.
B.
Halusinasi Dan Bayangan Eidetik
Pada halusinasi orang merasa bahwa ia seakan-akan menerima sesuatu
stimulus yang sebenarnya secara objektif stimulus tersebut tidak ada. Pada
halusinasi terjadi bayangan yang jelas seperti pada persepsi.
Tetapi pada bayangan eidetik tidak demikian halnya. Pada bayangan
eidetik bayangan ini terjadi sebagai hasil dari persepsi. Jadi disini adanya
stimulus. Pada bayangan eidetik sekalipun bayangan ini jelas seperti pada
persepsi, namun idividu tahu dan insaf bahwa itu hanyalah merupakan bayangan
saja, objeknya sendiri pada waktu itu tidak ada. Jadi individu pada waktu itu
tahu dan sadar bahwa stimulus ada waktu itu tidak ada, sekalipun bayangan
sangat jelas. Hal yang demikian tidak didapati pada orang yang menderita
halusinasi, pada halusinasi orang tidak menyadari bahwa itu hanya bayangan
saja.
C.
Asosiasi Dan Reproduksi
Setelah
dikemukakan di muka individu dapat mempersepsi sesuatu yang ada disekitarnya,
dan hasil dari persepsi tersimpan dalam jiwanya, bilamana diperlukan dapat
ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Bagaimana caranya menimbulkan kembali
dapat terjadi :
1.
Menurut kemauan individu, yaitu jika
tanggapan atau bayangan-bayangan itu dengan sengaja ditimbulkan.
2.
Tidak menurut kemauan individu,
yaiitu apabila bayangan itu dengan sendirinya mendesak dan muncul dalam alam
kesadaran
Pada
umumnya bayangan satu berhubungan atau bertautan dengan bayangan yang lain.
Apabila ini terjadi maka terjadinya asosiasi antara bayangan satu dengan
bayangan yang lain. Kalau orang ingat akan sesuatu benda, maka akan teringatlah
kepada benda yang lain yang ada hubunganya dengan benda tersebut. Kekuatan
untuk menghubungkan disebut kekuatan untuk mengadakan asosiasi. Pada umumnya
bayangan yang saling berhubungan satu dengan yang lain, saling menimbulkan
kembali dan sling memproduksi. Dalam hal asosiasi adanya beberapa hukum yang
berlaku bagi reproduksi, sehingga hukum-hukum itu sering dikenal sebagai hukum
asosiasi-reproduksi. Ada 4 hukum asosiasi – reproduksi, yaitu :
1.
Hukum sama
waktu. Menurut hukum ini persepsi yang sama waktu atau serempak,
menimbulkan bayangan yang sama waktu pula.. sehingga apabila salah satu
bayangan timbul, maka yang lainnya akan timbul
dalam alam kesadaran. Misalnya benda dengan namanya, benda dengan
bahanya, huruf deng bunyinya.
2.
Hukum
berturut-turut. Jika dua bayangan atau lebih berturut-turut masuk dalam alam
sadar, maka terjadilah asosiasi, hingga apabila salah satu timbul dalam
kesadaran, maka yang lainnya pun akan ikut timbul pula. Misalnya deretan abjad,
angka, sajak.
3.
Hukum persamaan. Bayangan yang
mempunyai persamaan tertentu, akan berasosiasi dan saling mereproduksi. Melihat
harimau akan berasosiasi dengan kucing, melihat srigala akan berasosiasi dengan
anjing.
4.
Hukum
berlawanan. Bayangan yang berlawanan akan berasosiasi dan saling memproduksi
satu sama lain. Misalnya kaya akn berasosiasi dengan miskin, besar akan
berasosiasi dengan yang keci, gelap akan berasosiasi dengan yang terang.
Aliran
psikologi modern mengemukakan satu hukum yaitu
hukum Kontinguitas. Ini berarti bahwa apabila bayangan-bayangan itu
telah berhubungan atau bersenthan maka terjadilah asosiasi diantara
bayangan-bayangan itu. Persamaan hanya dapat diketahui kalau benda-benda itu
dilihat pada waktu yang bersamaan; persamaan dan berlawanan hanya dapat
diketahui kalau benda-benda itu sam-sama dilihatnya. Karena itu psikologi
modern hanya mengenal satu hukum saja yaitu hukum Kontinguitas.
Ø Fantasi (khayalan)
Yang dimaksud dengan fantasi adalah kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapa-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Dengan kekuatan fantasi manusia
dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau kedepan, ke
keadaan-keadaan yang akan mendatanga. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia
dapat terjadi :
1.
Secara disadari, yaitu apabila
individu betul-betul menyadari akan fantasinya. Misalnya seorang pelukis yang
sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya, seorang pemahat yang
sedang memahat arca atas dasar daya fantasinya.
2.
Secara tidak
disadari, yaitu bila individu tidak secara sadar telah dituntut oleh
fantasinya. Keadaan semacam ini banayak dijumpai pada anak-anak. Anak sering
mengemukakan hal-hala yang bersifat fantasi, sekalipun tidak ada niat atau
maksud dari anak untuk berdusta. Misalnya seorang anak memberikan berita yang
tidak sesuai dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak ada maksud untuk
berbohong. Dalam hal semacam ini anak
dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya.
bedanya
fantasi dengan berfikir ialah :
a.
Dengan berfikir kita berusaha untuk
menemukan sesuatau yang sudah ada tetapi belum diketahui, dengan berfantasi
kita menciptakan sesuatu yang belum ada atau sesuatu yang baru (inovasi)
b.
Berfikir terikat apada realitas ,
namun berfantasi melepaskan kita dari realitas.
Fantasi
memungkinkan kita mengikuti pengarang atau penceritera dalam ceritanya,
mersakan apa yang dirasakan oleh penggubah lagu, dan mengikuti apa yang
diciptakan, baik oleh seorang seniman maupun oleh seorang cerdik pandai. Dengan
demikian fantasi dapat dibedakan menjadi Fantasi yang menciptakan, dan fantasi
yang dipimpin.
@. Fantasi yang menciptakan
Yaitu merupakan bentuk
atau jenis fantasi yang menciptakan sesuatu. Misal seorang ahli mode pakaian menciptakan
model pakaian atas dasar daya fantasinya;seorang pelukis menciptakan sesuatu
lukisan atas daya fantasinya.
@ fantasi yang
dipimpin(diciptakan)
Yaitu merupakan bentuk
atau jenis fantasi yang dituntun oleh pihak lain. Misal seseorang yang melihat film , orang ini
dapat mengikuti apa yang dilihatnya, dan dapat berfantasi tentang keadaan atau
tempat-tempat lain dengan perantara film itu, sehingga dengan demikian
fantasinya dituntun oleh film tersebut. Demikian pula kalau orang berfantaasi
karena mendengarkan sesuatu berita , dll.
Dilihat
dari caranya orang berfantasi, fanatasi dapat dibedakan atas fantasi yang
mengabstrasikan, mendeterminasi dan yang mengkombinasi.
a.
Fantasi yang mengabstraksi , yaitu cara
orang berfantasi dengan mengabstraksi-kan beberapa bagian, sehngga ada bagian
bagian yang dihilangkan. Misal anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka
untuk menjelaskan dipakailah bayangan hasil persepsi yaitu lapangan. Bayangan
lapangan ini dipakai untuk menjelaskan gurun pasir tersebut. Dalam anak
berfantasi gurun pasir itu, banyak bagian bagian lapangan yang diabstraksikan.
Dalam berfantasi gurun pasir dibayangkan seperti lapangan tetapi tanpa
pohon-pohon disekitarnya, dan tanahnya itu pasir semua bukan rumput.
b.
Fantasi yang mendeterminasi, yatu cara
orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misal anak belum pernah
melihat harimau. Yang telah mereka lihat kucing. Maka kucing digunakan sebagai
bahan untuk memberikan pengertian tentang harimau. Dalam berfantasi harimau,
dalam bayangannya seperti kucing, tetapi bentuknya besar.
c.
Fantasi yang mengombinasi, yaitu orang
yang berfantasi dengan cara mengkombinasikan pengertian-pengertian atau
bayangan-bayangan yand ada pada individu yang bersangkutan. Misal berfantasi
dengan ikan duyung, yaitu kepala nya kepala manusia tapi badan nya badan ikan.
Fantasi yang mengkombinasi inilah yang banyak digunakan orang. Misal ingin
membuat rumah dengan mengkombinasikan arsitektur ala eropa dengan menggunakan
atap yang bercorak minangkabau.
Fantasi
bila dibandingkan dengan kemampuan jiwa yang lain, fantasi lebih bersifat
subjektif. Dalam orang berfantasi bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan
yang telah ada dalam diri orang memegang peranan yang sangat penting. Bayangan
ang ditimbulkan karena fantasi disebut bayangan fantasi.
Oleh
karena dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi
mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi pula
orang dapat menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan sehingga dengan
demikian akan menambah bahan apersepsi yang ada pada individu. Namun demikian,
ini tidak berarti fantasi itu tidak mempunya keburukan. Keburukannya adalah,
dengan berfantasi orang dapt meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam alam
fantasi. Hal ini merupakan suatu bahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam
yang tidak nyata. Fantasi juga dapat menimbulkan kedustaan , takhayul, dsb.
Daftar Pustaka
Sarwono, Sarlito W.2009.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta:Pt
RajaGrafindo Persada.
Irwanto Drs.2002.Psikologi Umum : buku panduan mahasiswa.Jakarta:Pt
Prenhallindo
Ahmadi Drs. H. Abu.2009.Psikologi Umum.Jakarta:Rineka Cipta
Walgito, Prof Dr Bimo.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta:Penerbit
Andi
Marhayati, Nelly . Msi.2010. Diktat Psikologi Umum.Bengkulu:Upma
Stain Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar