MAKALAH ULUMUL HADITS
PENGERTIAN, CABAN-CABANG , & SEJARAH
PERKEMBANGANNYA
Disusun :
Ø Desti Dwi Puteri
Ø Toyibin
Ø Moch. Syahwalan
Fakultas / Program studi : FUAD/FPPI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Ulumul
Hadis yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang sudah mau terlibat dan yang telah membimbing
penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Bengkulu, 30 Maret 2013
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Masalah
Sebelum
orang mempelajari hadis terlebih dahulu mengerti istilah-istilah ulama yang
dipakai ahli hadis, sehingga memudahkan dalam penelitian berikutnya. Tanpa
memeahami hal-hal tersebut seseorang akan mendapatkan kesulitan dalam
memepelajarinya. Isltilah itu merupakan simbol-simbol yang disepakati secara
terminologi untuk mengidentifikasi dengan tujuan memudahkan pembahasan
berikutnya untuk menunjuk sesuatu yang dimaksud
secara simple dan sederhana sehingga sampai pada tujuan yang dimaksud.
B. Rumusan masalah
Terkait dengan
materi kami mengenai Ilmu Hadis, Cabang-Cabang dan sejarah perkembangannya, maka kami sebagai insan yang serba kekurangan
dalam memahami itu sendiri, maka dari itu kami penulis memberi batasan rumusan
masalah sebagai berikut.
•
Apa
yang dimaksud dengan Ulumul Hadis ?
•
Apa
saja Cabang-Cabang Ulmul Hadis?
•
Bagaimana
sejarah perkembangannya?
C. Tujuan.
Hal yang menjadi dasar dari pembuatan makalah
ini adalah hanya ingin berbagi sedikit pengetahuan mengenai apa itu Ilmu Hadis,
Cabang-Cabang dan sejarah perkembangannya
Harapan kami semoga dengan kita belajar mengenai hal ini semoga bisa lebih mengetahui Ilmu Hadis,
Cabang-Cabang dan sejarah perkembangannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Ilmu Hadis
Dari segi
bahasa ilmu hadis terdiri dari dua kata yakni ilmu dan hadis, secar sederhana
ilmu artinya pengetahuan knowledge, dan science, dan hadis
artinya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik dari
perkataan, perbuatan maupun persetujuan. Para ulama ahli hadis banyak yang
memberikan definisi ilmu hadis, diantaranya Ibnu Hajar Al-Asqalani :
هُوَ مَعْرِفَةُ الْقَوَاعِدِ الّتِي يَتَوَ صّلُ بِهَا اِلَي
مَعْرِفَةِ الرًاوِي والْمَرْوِي
Adalah
mengetahuai kaedah-kaedah yang dijadikan sambungan untuk mengetahui (keadaan)
perawi dan yang diriwayatkan
Dari definisi diatas dapat
dijelaskan bahwa ilmu hadis adalah ilmu yang membicarakan tentang keadaan atau
sifat para perawi dan yang diriwayatkan. Perawi adalah oran-orang yang
membawa,menerima, dan menyampaikan berita dari nabi yaitu mereka yang ada dalam
sanad suatu hadis,. Bagaimana sifat-sifat mereka apakah bertamu langsung dengan
pembawa berita atau tidak, bagaimana sifat kejujuran dan keadilan mereka dan
bagaimana daya ingat mereka apakah sangat kuat atau lemah. Sedangkan maksud
yang diriwayatkan (marwi) terkadang guru-guru perrawi yang membawa berita dalam
sanad suatu hadis atau isi berita (matan) yang diriwayatkan, apakah terjadi
keganjilan jika dibandingkan dengan sanad atau mantan perawi yang lebih
kredibel (tsiqah). Dengan mengetahui hal tersebut dapat diketahui mana
hadis yang sahih dan yang tidak sahih. Ilmu yang berbicara tentang hal tersebut
disebut ilmu hadis.
Kemudian ilmu hadis ini terbagi
menjadi dua macam, yakni ilmu hadis Riwayah dan Ilmu hadis Dariyah.
Mari kita uraikan kedua perbedaan tersebut.
a.
Ilmu Hadis Riwayah
Menurut bahasa riwayah dari akar kata rawa,yarwi,riwayatan, yang
berarti an-naql = memindahkan atau penukilan, adz-zikr =
penyebutan, dan al-fatl = pemintalan. Seolah-olah dapat dikatakan
periwayatan adalah memindahkan berita atau menyebutkan berita dari orang
tertentu kepada orang lain dengan dipertimbangkan/dipiintal kebenarannya. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut riwayat dalam arti memindahkan berita kepada
orang lain. Atau memindahkan sunnah dan semanya dan menyandarkannya kepada
orang yang membawa berita atau yang lainnya.
Objek pembahasan ilmu ini adalah diri Nabi baik dari segi perkataan
, perbuatan maupun persetujuan beliau, dan bahkan sifat-sifatbeliau yang
diriwayatkan secara teliti dan berhati-hati, tanpa membicarakan nilai shahih
atau tidaknya. Periwayatan hadis dari nabi atau dapat dikatakan dari
fokus pembicaraan hanya pada periwayatan yang menyangkut siapa yang menjadi
perawi dari siapa ia meriwayatkan berita, dan apa isi berita yang diriwayatkan.
Dengan demikian ilmu hadis riwayah mempelajari periwayatan yang mengakumulasi
apa, siapa, dan dari siapa berita itu diriwayatkan tanpa mempersyaratkan shahih
atau tidaknya suatu periwayatan.
Fokus pembahasan ilmu
hadis riwayah atau penekanan pembahasannya memang muatan yang diriwayatkan itu
sendiri., karena memang perkataan dan perbuatan Rasul itu adanya pada matan.
Namun matan ini tidak mungkin muncul sendirinya tanpa ada sanad nya. Bahkan
sebagian ulama mengatakan bahwa rukun hadis itu terdiri dari sanad dan matan.
Jika ada redaksi matan saja tanpa ada sanad, bukan disebut hadis demikian
sebaliknya. Kegunaan dan meanfaat mempelajari ilmu hadis riwayah ialah :
1.
Memelihara hadis secara berhati-hati
2.
Memelihara kemurnian syariah
Islamiyah
3.
Menyebarluaskan sunnah
4.
Mngikuti dan meneladani akhlak Nabi
SAW
5.
Melaksanakan hukum-hukum Islam
b.
Ilmu Hadis Dariyah
Ilmu Hadis Dariyah, dari segi bahasa Dariyah berasal dari kata dara,yardi,daryan,
dariyatan, = Pengetahuan, jadi nanti yang dibahas dari segi pengetahuannya
yakni pengetahuan tentang hadis atau pengantar ilmu hadis. Secara istilah : ilmu yang mempelajari tentang
hakikat periwayatan, syarat-syaratnya, macam-macamnya, dan hukum-hukumya,
keadaaan para perawi, syarat-syarat mereka, macam-macam periwayatan, dan
hal-hal yang berkaitan dengan nya.
Ringkasan
perbedaan antara
ilmu hadis Riwayah dan ilmu hadis dariyah
Tinjauan
|
Ilmu Hadis Riwayah
|
Ilmu Hadis Dariyah
|
Objek pembahasan
|
Segala perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Saw
|
Hakikat, sifat-sifat, dan kaidah-kaidah dala periwayatan.
|
Pendiri
|
Muhammad Bin Shihab Az-Zuhri (w.124 H)
|
Abu Muhammad Al-Hasan Bin Abdurrahman Bin Khalad Ar-Ramahurmuzi
(w. 360 H)
|
Tujuan
|
Memelihara orientasi Syari’ah Islam, dan otentisitas sunnah
|
Meneliti hadis berdasarkan kaidah-kaidah atau persyaratan dalam
periwayatan
|
Faedah
|
Menjauhi kesalahan dalam periwayatan
|
Mengetahui Periwayatan yang diterima dan yang tertolak
|
Sekalipun
berbeda anatara kedua ilmu itu , namun keduanya tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lain. Hubungan Mereka ini merupakan satu sitem yang tidak
dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Seperti halnya hubungan antara
Ilmu Tafsir dengan tafsir, ushul fikih dengan fikih, dsb. Lahirnya ilmu hadis
riwayah tidak terlepasa dari peran ilmu hadis dariyah baik secara implisit
maupun eksplisit. Diantara perannya adalah meriwayatakan, menghimpun,
menelusuri, menfilter, dan mengklasifikasikan kepada berbagai tingkatan dan
aneka macam, mana hadis mana yang bukan hadis, mana sabda Nabi SAW dan mana
Perkataan atau fatwa para sahabat, mana hadis yang diterima dan mana yang
ditolak. Sedangkan ilmu hadis riwayah sebagai produknya yang telah matang dari
proses penelusuran tersebut, atau dalam kalimat lain ilmu hadis dirayah sebaga
input, sedagkan ilmu hadis riwayah bagaikan outputnya. Oleh karena itu, tidak
ada faedahnya ilmu hadis riwayah saja tanpa disertai ilmu hadis dirayah.
2.
Cabang-Cabang Ilmu Hadis
Cabang-cabang
lmu hadis uang terpenting baik dilihat dari segi sanad atau matan dapat dibagi
menjadi beberapa bagian :
a.
Ilmu Tawarikh Ar-Ruwah
Adalah ilmu memepelajari waktu yang membatasi keadaan kelahiran, wafat, peristiwa/kejadian
dan lain-lain.
Jadi ilmu hadis ini adalah ilmu yang membahas tentang hal keadaan
para perawi hadis dan biografinya dari segi kelahiran dan kewafatan mereka,
siapa guru-gurunya atau dari siapa mereka menerima sunnah dan siapa
murid-muridnya atau kepada siapa mereka menyampaikan periwayan hadis, baik dari
kalangan shabat, tabiin dan tabi tabiin.
Tujuan ilmu ini adalah untuk mengetahui bersambung atau tidaknya
sanad suatu hadis. Maksud persambungan sanad adalah pertemuan langsung apakah
perawi berita itu bertemu langsung dengan gurunya atau kah tidak atau hanya
pengakuan saja.
b.
Ilmu Al-Jarh Wa At-Ta’dil
Adalah ilmu yang membahas tentang para perwai dari segi apa yang
datang dari keadaan mereka, dari apa yang mencela mereka atau yang memuji
mereka dengan menggunakakn kata-kata khusus. Tujuan ilmu ini adalah untuk
mengetahui sifat atau nilai keadilan, kecacatan dan atau kekeuatan daya ingat
seorang perawi hadis.
c.
Ilmu ‘Ilal Al-Hadits
Adalah suatu sebab tersembunyi yang menyebabkan cacat pada hadis
sementara lahirnya tidak nampak adanya cacat tersebut. Atau ilmu yang membahas
tentang sebab-sebab yang samar yang membuat kecacatan keshahihan hadis.
d.
Ilmu Gharib Al-Hadits
Adalah ilmu yang mempelajari makna matan hadis dari lafal yang suli
dan asing bagi kebanyakan manusia karena tidak umum dipakai orang arab.
Misalnya hadis tentang shalat : shalatlah berdiri dan barang
siapa yang tidak mampu berdiri hendaklah duduk dan jika tidak mampu duduk,
hendaklah tiduran diatas lambung. Tidur diatas lambung termasuk gharib
karena masih sulit attau kurang jelas dipahami. Maksud hadis shalat diatas
lambung apakah lambung sebelah kiri ataukah lambung sebelah kanan.
e.
Ilm Mukhtalif al-Hadits
Ilmu yang membahasa tentang hadis-hadis yang lahirnya terjadi
kontradiksi akan tetapi dapt dikompromikan, baik dengan carav pembatasan yang
mutlak, pengkhususan yang umum, atau dengan yang lain.
f.
Ilmu Nasikh wa Mansukh
Membahas hadis-hadis yang tidak dapt dikompromikan, maka salah satunya
yang datangnya belakangan sebagai nasikh dan yang datng nya duluan sebagai
Mansukh.
g.
Ilmu Fann Al-Mubhamat
ilmu yang membicarakan tentang seorang yang samar namanya dala
matan atau sanad.
Misalnya dalam hadis banyak didapatkan hanya disebutkan seorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, demikian juga dalam sanad disebutkan
dari seorang laki-laki meriwayatkan dst.
Tujuan mempelajari ilmu ini addalh untuk mengetahui siapakah sebenarnyan
nam-nama atau identitas orang-orang yang disebutkan dalam matan atau sanad
hadis yang masih samr-samar atau tersembunyi.
h.
Ilmu Asbab Wurud Al-Hadits
Ilmu yang menjelaskan tentang sebab-sebab datangnya hadis, latar
belakang dan waktu erjadinya.
i.
Ilmu Tashhif Wa Tahrif
Ilmu yang memebahasa tentang hadis-hadis yang dirubah titiknya atau
dirubah bentuknya.
j.
Ilmu Mushthalah Al-hadits
Ilmu yang membahas tentang pengertian istilah-istilah ahli hadis
dan yang dikenal antara mereka.
Maksudnya ilmu ini membicarakan pengertian istilah-istilah yang
dipergunakan ahli hadis dalm penelitian hadis dan disepakati mereka, sehingga
menjadi popular di tengah-tengah mereka.
Tujuannnya memudahkan para pengkaji dan peneiti hadis dalam mempelajari dan riset, hadis,
karena para pengkaji dan peneliti tidak akan dapat melakukan kegiatannya dengan
mudah tanpa mengetahui istila-istilah yan telah ada.
3. Sejarah
Perkembangan Ilmu Hadis
Sesuai dengan
perkembangan hadis, ilmu hadis selalu
mengiringi nya sejka masa Rasulullah SAW sekalipun belum dinyatakan sebagai
ilmun secara eksplisit. Pada masa Nabi
masih hidup ditengah-tengah sahabat, hadis tidak ada persoalan karena jika
menghadapi suatu masalah atau skeptis dalam suatu massalah mereka langsung
bertemu dengan beliau untuk mengecheck kebenarannya. Pemalsuan hadis pun tidak
pernah terjadi menurut pendapat ulam ahli hadis. Sekalipun dalm masa nabi tidak
dinyatakan adanya ilmu hadis , tetapi para ahli peneliti hadis memperhatikan
adanya dasar-dasr dalam Al-quran dan Hads Rasulullah SAW. Misalnya anjuran
pemeriksaan berita yang datang dan perlunya persaksian yang adil. Firman Allah
SWT dalm Alquran Surah Al- Hujarat (49) :6 :
“Hai orang orang
yang beriman , jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang meneyebabkan kamu menyesal atasa perbuatan itu.”
Ayat
diatas menunjukan pemberitaan dan persaksian orang fasik tidak diterima. Ayat-ayat diatas berarti perintah memeriksa,
meneliti, dan mengkaji berita datang dibawa seorang yang fasik. Setelah Rasulullah wafat , kondisi sahabat
sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadis karena konsentrasi mereka kepada
Al quran yang baru dikondifikasikan pada masa Abu Bakar tahap awal dan masa
Utsman tahap kedua.
Pada
masa awal Islam belum diperlukan sanad dalam periwayatan hadis kaerena orang
nya masih jujur, saling percaya, satu sama lain. Tapi setelah terjadinya
konflik fisik antar elit politik yakni antara pendukung Ali dan Muawiyah dan umat berpacah menjadi
beberapa sekte. Setelah itu mulai terjadi pemalsuan hadis dari masing-masin
sekte dalam rangka mencari dukungan potik dari masa yanng lebih luas.
Melihat
kondisi yang seperti ini para ulama bangkit membendung hadis dari pemalsuan
dengan berbagai cara diantaranya dengan memeriksa kebenaran hadis dan
mempersyaratkan kepada saja yng mendapat hadis harus disertai dengan sanad.
Perkambangan
ilmu hadis semakin cepat ketika ahli hadis membicarakan tentang daya ingat para
pembawa dan perawi kuat apa tidak, bagaimana metode penerimaan dan
penyampaiannya, hadis kontra berisfat menghapus atau kompromi, kalimat hadis
yang sulut dipahami dll. Tetapi aktivitas seperti itu dalam perkembangannya
hanya terjadi secara lisan dari mulut kemulut dan tidak tertulis. Ketika
pertengahan abad kedua hijriyah sampai abad ketiga hijryah ilmu hadis mulai
ditulis dan dikondisikan dalam bentuk yang sederhana, belum terpisah dari
ilmu-ilmu lain, belum berdiri sendiri, masih campur dengan ilmu-ilmu lain, atau
berbagai buku.
Sesuai
degan pesatnya perkembangan kondisifikasi hadis yang disebut pada masa kejayaan
yaitu pada abad ketiga hijriyah perkembangan penulisan ilmu hadis juga pesat
keran perkembanagan keduanya secara beriringan. Namun penulisan ilmu hadis
masih terpisah-pisah belum menyatu
danmenjadi ilmu yang beridiri sendiri ia masih dalam bentuk bab-bab saja.
Perkembangan
ilmu hadis mencapai puncak kematangan
dan berdiri sendiri pada abad ke-4 H yang merupakan penggabungan dan
penyempurnaan berbagai ilmu yang berkembang pada abad-abad sebelumnya yang
berserakan dan terpisah.
Berikut
dipaparkan daftar perkembangan pembukuan ilmu hadis secara singkat :
RINGKASAN PERKEMBANGAN
PEMBUKUAN ILMU HADIS
NO
|
MASA
|
KARAKTER
|
INDIKATOR
|
1
|
Masa
Nabi
|
Telah
ada dasar-dasar hadis
|
QS
Al Hujarat : 6 dan Al- Baqarah : 282
|
2
|
Masa
Sahabat
|
Timbul
secara lisan secara eksplisit
|
Periwayatan
harus disertai saksi, bersumpah dan sanad.
|
3
|
Masa
Tabiin
|
Telah
timbul secara tertulis tetapi belum terpisah dengan ilmu lain
|
Ilmu
hadis bergabung dengan fikih dan ushul fikih seperti al-umm dan Ar Risalah
|
4
|
Masa
Tabi Tabiin
|
Ilmu
hadis telah timbul secara terpisah dari ilmu-ilmu lain tetapi belum menyatu.
|
Telah
muncul kitab-kitab ilmu hadis seperti At-Tarikh, Al-Kabir Li Al Bukhari.
Tha-baqat At-Tabiin dan Al- ilal karya muslim, kitab Al Asma Wa
Al-Kuna dan Kitab At-Tawarikh karya At-tirmizi
|
5
|
Masa
setelah Tabi Tabiin (abad 4 H)
|
Berdiri
sendiri sebagai ilmu hadis.
|
Ilmu
hadis pertama Al-Muhaddist Al-Fashil Bayn Ar-Rawi wa wa Al-Wai kaya
Ar-Ramahurmuzi.
|
P E N U T U P
` Demikianlah makalah ini kami sampaikan sebagai pengantar
awal bagi kita untuk berdiskusi lebih lanjut, mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua dalam rangka mengantarkan kita untuk mengetahui
lebih jauh dan secara mendalam tentang Perang Salib yang terkenal itu
KESIMPULAN
Cabang-cabang Hadis : Ilmu Tawarikh Ar-Ruwah , Ilmu
Al-Jarh Wa At-Ta’dil, Ilmu ‘Ilal Al-Hadits , Ilmu Gharib Al-Hadits , Ilm
Mukhtalif al-Hadits, Ilmu Nasikh wa Mansukh, Ilmu Fann Al-Mubhamat, Ilmu Asbab
Wurud Al-Hadits, Ilmu Tashhif Wa Tahrif, Ilmu Mushthalah Al-hadits
Perkambangan ilmu hadis semakin cepat ketika ahli hadis
membicarakan tentang daya ingat para pembawa dan perawi kuat apa tidak,
bagaimana metode penerimaan dan penyampaiannya, hadis kontra berisfat menghapus
atau kompromi, kalimat hadis yang sulut dipahami dll. Tetapi aktivitas seperti
itu dalam perkembangannya hanya terjadi secara lisan dari mulut kemulut dan
tidak tertulis. Ketika pertengahan abad kedua hijriyah sampai abad ketiga
hijryah ilmu hadis mulai ditulis dan dikondisikan dalam bentuk yang sederhana,
belum terpisah dari ilmu-ilmu lain, belum berdiri sendiri, masih campur dengan
ilmu-ilmu lain, atau berbagai buku.
Saran
Semoga dari karangan kami yang sederhana ini bisa menambah sedikit
pengetahuan bagi pembacanya. Kami tunggu kritik dan saran on
Msyahwalan@gmail.com atau www.facebook.com/Allan.feehily.
Datar Pustaka
Mudasir.2005. ilmu hadis. Bandung :Pustaka Setia
Khon, Abdul Majid.2009.ulumul hadis. Jakarta : Amzah